Setelah heboh Netflix sebagai penyedia jasa Sewa Video Online, sekarang Indonesia kedatangan Spotify yang resmi hadir di Indonesia.
Spotify merupakan sebuah layanan streaming musik asal Swedia yang sangat fenomenal, penemunya bernama Daniel Ek. Kesuksesan Spotify, membuat Daniel Ek memiliki harta kekayaan yang tembus USD 400 juta.
Halaman Pendaftaran Spotify Indonesia |
Daniel Ek mengklaim bahwa Spotify merupakan mitra terbesar label rekaman untuk musik digital dan mampu memberikan kontribusi pendapatan yang besar bago industri musik itu sendiri.
Kesuksesan Daniel Ek dengan Spotify tidaklah dengan serta merta, namun dilatar belakangi dengan perjuangan dan pasion serta talen pada dunia musik dan Teknologi Informasi (TI).
style="text-align: justify;">
Moral yang bisa kita ambil adalah, mengerjakan sesuatu yang kita suka dengan sepenuh hati (fulltilt) dan tidak terburu-buru akan membawa kita pada keberhasilan menggapai apa yang ingin kita raih.
Berikan Komentar Anda dan SHARE untuk menginspirasi orang lain
Berikan Tip Agar Blog Ini Lebih Baik
Mari kita simak kisah inspiratif Pendiri Spotify yang Drop Out Kuliah Malah Kaya Raya yang disadur dari inet.detik.com,bagaimana Daniel Ek mampu menjadikan Spotify sebagai salah satu portal musik digital besar di dunia.
Daniel sudah mengenal musik di umur 5 tahun setelah mendapatkan hadiah gitar oleh orang tuanya. Sang ibu merupakan seorang penyanyi opera dan pianis. Sedangkan Ayah kandung Daniel pergi meninggalkannya saat ia masih bayi, Daniel tinggal bersama ayah tirinya yang bekerja di bidang IT. Sehingga Daniel sudah akrab dengan musik dan teknologi sejak kecil.
Daniel menghabiskan masa kecilnya di apartemen di daerah Ragsved. Bakat entrepreneur pada diri Daniel sudah terlihat ketika menginjak usia 14 tahun, Daniel menjalankan bisnis pembuatan website dengan menggaet teman temannya yang ahli dalam pembuatan Website. Daniel pun menjelma jadi remaja kaya dengan penghasilan sampai USD 15 ribu per bulan dari usaha yang dia rintis, penghasilannya ia habiskan antara lain untuk membeli video game.
Kegemarannya dengan teknologi, membuat ia tak ragu membeli server untuk percobaan. Bahkan Daniel pernah nekat untuk melamar bekerja di Google, namun tidak diterima karena belum mencukupi umur. Kejadian tersebut malah memacu Daniel untuk membuat perusahaan search engine sendiri. Tapi Usahanya gagal, Namun sukses menjadi karyawan sebuah perusahaan teknologi bernama Jajja. Minatnya yang besar pada dunia IT memacu semangatnya, dan gaji yang dia terima dibelanjakan untuk membeli server.
Daniel memilih drop out hanya dalam 8 minggu setelah masuk kuliah di Royal Institute of Technology jurusan teknik. karena merasa yang dipelajari hanya berupa teori saja. Kegagalan pada pendidikannya tidak menjadikan suatu masalah yang berarti, Sebagai orang yang punya kreativitas tinggi dan kepintarannya dalam hal IT, Daniel kemudian membuat sebuah program pesanan sebuah perusahaan dan ia mendapatkan bayaran USD 1 juta.Kemudian menjual patennya dengan harga USD 1 juta.Ini membuat Daniel menjadi orang kaya di usia 23 tahun,
Kesuksesan tersebut ternyata malah membuat Daniel merasa bosan dan kehabisan ide untuk memelakukan sesuatu. Penghasilannya dihabiskan untuk membeli apartemen 3 kamar di ibu kota Stockholm dan Ferrari Modena. Kekayaannya dihabiskan berfoya foya namun disisi lain Daniel merasa galau karena belum mampu memikat para gadis alias jomblo. Padahal maksud membeli Apartemen dan Ferrari agar tampak keren dimata para wanita.
Gamang dan bingung dengan kehidupannya, Daniel akhirnya melego sport carnya dan pindah rumah ke dekat orang tuanya agar bisa bermeditasi dan terkadang main gitar. Dari situlah Daniel akhirnya menemukan ide baru untuk mengkolaboraikan musik dan teknologi. Daniel kenalan dengan veteran Silicon Valley Martin Lorentzon yang sudah kaya raya dan seperti Daniel, bosan dengan kehidupannya. Setelah lama kongkow bareng, keduanya akhirnya mencetuskan misi untuk menghentak industri musik.
Daniel yang merasa jika industri musik sedang sekarat maka disematkanlah nama Spotify untuk misi besar tersebut. Bersusah payah mendesain Spotify, Daniel dan Martin kemudian terinspirasi dengan iTunes dan menghasilkan antar muka Spotify sekarang. Daniel tak ingin tergesa-gesa untuk segera melaunching Spotify sebelum ada kesepakatan dengan pihak label.
Namun kesepakatan dengan label alot dan ternyata sangat sulit, bahkan memakan waktu 2 tahun. Daniel berusaha meyakinkan label jika model bisnis Spotify akan meningkatkan penjualan musik. "Ini sebuah ide hebat, aku waktu itu sanhat yakin pasti berhasil," kata Daniel.
Dalam membangun Spotify Daniel dan Martin banyak menghabiskan dana dalam prosesnya. "Kami berjudi dengan uang pribadi kami. Kami dipimpin oleh keyakinan dibanding rasionalitas," tutur Daniel. Di tahun 2008, Spotify diluncurkan di wilayah Skandinavia, Prancis dan Inggris. Setalah 3 tahun kemudian, baru terjadi deal final untuk wilayah AS.
Mantan presiden Facebook Sean Parker yang saat ini adalah anggota direksi Spotify ikut membantu mereka masuk pasar AS. Sean Parker sangat mengagumi Daniel. "Dia merupakan satu satunya entrepreneur teknologi yang punya kesabaran untuk mencapai sesuatu dan kemampuan untuk tidak runtuh dalam tekanan atau menjadi frustrasi," kata Parker.
Sekarang Spotify sudah sukses dan menggurita. Jumlah penggunanya pertengahan tahun lalu diseluruh dunia ada 75 juta dan sekitar 20 juta di antaranya merupakan pengguna berbayar. Ekpansinya kian meluas, sekarang sudah masuk ke pasar musik Indonesia dengan menggandeng Indosat.
Moral yang bisa kita ambil adalah, mengerjakan sesuatu yang kita suka dengan sepenuh hati (fulltilt) dan tidak terburu-buru akan membawa kita pada keberhasilan menggapai apa yang ingin kita raih.
Berikan Komentar Anda dan SHARE untuk menginspirasi orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO berikan komentar yang RELEVAN dengan konten, kami berharap berupa masukan atau tambahan informasi. Agar bisa menambah wawasan kita semua.
Berkomentarlah dengan Bijak dan CERDAS :)