||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TERBARU
recent

Jangan seperti gajah dirantai besi.

Gajah merupakan makhluk darat terbesar dan terkuat dimuka bumi saai ini. Di habitat aslinya tidak ada yang berani mengganggu seekor gajah. Kekuatan seekor gajah berbanding lurus dengan besar badannya. Mencabut sebatang pohon besar sangatlah mudah dilakukan seekor gajah dan kemampuan jelajahnya pun sangat jauh sampai berpuluh kilometer per hari untuk menemukan sumber air dan makanan.

Namun tahukah Anda bagaimana seekor gajah yang begitu perkasa dan besar bisa ditaklukan dan tunduk pada perintah pawang?.





Gajah liar yang berhasil ditangkap oleh para pemburu/pawang gajah dengan cara dibius, kaki gajah akan diikat dengan rantai besi ke sebuah pohon besar. Saat sang gajah tersadar mereka akan meronta dan berusaha untuk melarikan diri melepaskan diri dari rantai tersebut secara berulang-ulang, perbuatan itu dilakukan berulang-ulang dari hari kehari bahkan sampai melukai kakinya dan memberikan rasa sakit. Pawang gajah akan membiarkan kondisi tanpa memberi makan dan minum sampai gajah tersebut menjadi lemah. Saat kondisi gajah menjadi lemah sang pawang akan memberikan makan secukupnya yang dianggap bisa membuat gajah menjadi bertenaga kembali untuk melakukan hal yang sama yaitu berusaha melepaskan diri dari belenggu rantai.

Demikianlah berulang-ulang dilakukan sampai sekitar 3 bulan, diotak sang gajah akan tertanam sebuah mindset bahwa percuma dia berusaha melepaskan diri, sementara rantai yang mengikat kakinya begitu kuat, dia merasa tanpa harus berontak ia bisa mendapat makanan dan air yang cukup.
Semakin lama mindset tersebut semakin kuat, bahkan saat rantai besi tadi diganti dengan tali pun ia merasa tali tersebut masih terlalu kuat dan tidak ada keinginan untuk melarikan diri lagi.

Begitu juga dengan manusia, dimana sesungguhnya manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi, namun sebagian dari kita pikirannya terbelenggu oleh rantai yang tidak terlihat. Rantai yang mengikat pontensi manusia melalui pikirannya. Sebuah rantai yang membuat kita menjadi mudah menyerah. Rantai yang menaklukan dirinya dan membuatnya menjadi seekor gajah sirkus.

Dengan berlindung dibalik nasib atau takdir seseorang dengan mudahnya menyerah dan tidak mempergunakan potensi yang ada pada dirinya.

Mungkin pernah kita dengar kalimat seperti ini :

  • sudah nasib jadi orang miskin,
  • sudah takdir jadi karyawan rendahan,
  • jangan bermimpi macam-macam itu tidak besyukur namanya,
  • mencari yang haram saja susah apa lagi yang halal,
  • masih syukur masih ada yang gaji,
  • hanya seorang PNS kalo ga ada obyekan mana bisa dapat lebih,
  • buat apa rajin-rajin kerja akhir bulan gajian juga
  • kuliah nyantai aja yang penting lulus dapat ijazah buat kerja.
  • dan lain sebagainya

Kalimat dan presepsi negatif inilah yang menghalangi seseorang mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Seolah-olah menerima keadaannya dirinya namun sesungguhnya akal pikirannya menyanggah hal itu. Pada akhirnya yang muncul adalah prasangka buruk kepada Allah.

Padahal sudah sangat jelas bagaimana Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mau/berkehendak merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .

Bahkan rantai-rantai ini juga membelenggu orang-orang yang menjalankan roda pemerintahan, dimana seharusnya tugasnya menjadi pengayom namun sebagian lebih mementingkan diri sendiri.

Didunia usaha, rantai-rantai tersebut membuat dunia usaha tidak menghargai potensi sumber daya manusia dari bangsa sendiri, lihatlah bagaimana UMP yang ditetapkan apakah mencukupi? Lihatlah bagaimana standar gaji yang perbedaannya sangat mencolok antara pekerja lokal dan asing, padahal secara kualitas dan skill tidaklah berbeda.


Suatu saat saya mengikuti sebuah liputan bagaimana seorang abang becak mampu naik haji bersama istrinya dengan biaya sendiri. Dengan keinginan yang kuat dan tidak berlindung dibalik kata "sudah nasib/takdir" menjadi abang becak, beliau mengumpulkan sebagian dari pendapatannya untuk ditabung demi mencapai sebuah mimpi, memenuhi panggilan Allah ke tanah suci. Impian itupun bisa dicapai dan sisa dari tabungannya menjadikan dia sebagai juragan beca. Itu adalah contoh realitas yang sederhana namun sangat-sangat mengispirasi diri saya.

Nah sahabat mari kita tumbuhkan semangat dan optimisme untuk menjadikan hidup kita jadi lebih baik, lebih mulia bukankah kita diperintahkan untuk selalu menjadi lebih baik dari hari kemarin, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang merugi, karena lebih buruk dari kemarin. Bahkan sekiranya besok kiamat dan kita menemukan bibit tanaman, kita diperintahkan untuk menanamnya.

Singkirkan rantai-rantai yang membelenggu, berupa pesimisme, persepsi negatif, dan berburuk sangka kepada Allah. Ketahui dan bangkitkan potensi yang ada di diri kita, jadikan akal sebagai raja, hati sebagai Penasehat, raga sebagai panglima. Motivasi diri kita dengan persepsi yamg baik.

"Yesterday dream is today reality"
Berikan Tip Agar Blog Ini Lebih Baik
Anda Menyukai Artikel Ini? SHARE dan LIKE please
Azmie21

Azmie21

5 komentar:

  1. yup,betul2 manusia skang hanya pasrah jew tak nak berusaha.tggu rezeki jatuh dari langit.

    BalasHapus
  2. Seorang makhluk yang paling mulia seperti Muhammad Saw mencium tangan seorang tua yang masih giat berkerja dan tidak mau mengemis. Muhammad seraya berkata inilah tangan para ahli surga...

    BalasHapus
  3. Salam Kenal!

    Perumpamaan yang bagus, mengambil gajah dan rantainya.

    Apa langkah-langkah/latihan-latihan yang bisa dilakukan, untuk menghilangkan pesimis dan persepsi negatif tersebut?

    BalasHapus
  4. Mas Boris,

    Cari paling mudah untuk membentuk cara berpikir optimis adalah,

    Selalu menggunakan kalimat-kalimat positif, hindari berasumsi. Kedepankan logika


    Contoh kalimat positif : Dia bisa dapat promosi,aku pun pasti bisa.

    Contoh asumsi : Dia dapat promosikan karena menjilat atasan.

    Contoh menggunakan logika kasus diatas, dia bisa dekat dengan atasan berarti dia hebat dalam berkomunikasi. Aku harus pelajari itu.

    BalasHapus
  5. Ya, sebuah artikel yang membakar kembali api semangat dalam hidup saya.
    Thanks

    BalasHapus

AYO berikan komentar yang RELEVAN dengan konten, kami berharap berupa masukan atau tambahan informasi. Agar bisa menambah wawasan kita semua.


Berkomentarlah dengan Bijak dan CERDAS :)

Diberdayakan oleh Blogger.